Cinta seorang kakek

Siang itu ditengah panasnya kota brebes. Nampak seorang kakek yang sedang berjalan menuju dimana aku duduk menunggu angkutan ke desaku. Duduk disebuah bangku kosong aku pun mempersilahkan si kakek untuk ikut duduk disebelahku.

Dengan wajah yang amat lelah dan letih. Rautan dan keriput di wajahnha menunjukan bahwa usia tua adalah pasti. Ku sapa sambil ku ajak bersalaman.

" mau kemana dan dari mana kek" aku memulai pembicaraan sambil menungu angkutan datang.

" kakek dari menjenguk istri kakek yang sedang di rawat di rumah sakit tegal, sudah 7 hari istri kakek belum sadarkan diri, menurut dokter istri kakek terkena serangan stroke" sambil mengelap keringat dan

" Lalu dimana anak bapak kok tidak ikut mengantarkan kakek" aku menayakan tentang anaknya karena melihat si kakek harus pulang pergi ke rumah sakit.

" kakek punya anak satu, tapi sekarang dia lagi kerja di jakarta, sedangkan kakek harus pulang ke rumah karena kakek masih punya tanggungan"

"Tanggungan apa kek" dengan penasaran aku makin asyik ngobrol dengan kakek

" kakek punya piaraan kambing. Kasihan kalau ga di kasih makan. Selama ini kakek hidup dari bertani dan memelihara kambing jadi kalau ga di kasih makan nanti kakek juga ga bisa makan" sambil tersenyum sang kakek tidak menunjukan wajah yang kasihan padahal derita hidupnya menutut aku sangatlah berat.

Kakek kembali menceritakan bahwa sudah 8 tahun istrinya mengindap penyakit lupa ingatan dan pikun. Jangakan nama sang kakek, nama sendiri si istri juga lupa. Lalu aku kembali bertanya

"Kakek masih setia menemani nenek walaupun nenek sudah ga ingat sama kakek?"

Si kakek terkekeh kecil dan tersenyum. Sambil menepuk pundak kanan ku si kakek menjawab

" nenek memang lupa dengan kakek, tetapi kakek masih ingat dengan nenek"

Kakek pamit untuk lanjut berjalan pulang ke rumah sedangkan aku masih duduk dan menunggu angkut.

Tak terasa air mata ini seakan akan ingin jatuh. Masih ada cinta seperti itu di dunia ini. Cinta kasih yang seperti itulah yang aku harapkan. Cinta yang tak mengenal fisik dan romantisme. Cinta sejati adalah menerima apa yang terjadi saat ini, yang lalu dan yang akan terjadi nanti.

Dari kisah sang kakek aku menjadi lebih sadar bahwa hidup bukan apa yang kita terima tapi lebih apa yang kita beri. Hidup bukan hanya mengeluh dan sekedar berjuang. Tetapi lebih menikmati badai itu sendiri yang menjadikan hidup lebih berarti.

Dengan menerawang ke atas. Aku teringat dengan wajah cantik si rokmah gadia berkerudung putih. Hati ini berdoa kalau dia jodohku nanti jadikan hati ku dan dia bisa menerima apa adanya.

Angkutan datang dan aku pun berterimah kasih dengan perjumpaan ku dengan sang kakek.
membetulkan posisi kopia hitam sang kakek menceritakan tentang musibah yang di derita nya saat ini.

0 Response to "Cinta seorang kakek"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel